1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Salah satu produk ekspor andalan Indonesia.
Industri ini secara teknis dibagi menjadi 3 yaitu: sektor hulu (upstream),
sektor menengah (midstream) dan sektor hilir (downstream). Pembuatan
serat (fiber) dan pemintal (spinning) terdapat di sektor
hulu. Kemudian sektor menengah meliputi bidang pemintalan (spinning),
pertenunan (weaving) dan pencelupan/penyempurnaan (dyeing/finishing).
Pasar terbesar industri ini adalah Amerika Serikat yang mengalami penurunan
nilai ekspor sebanyak 5,22% dibandingkan periode yang sama pada tahun
sebelumnya. Hal ini diakibatkan karena produk Indonesia dianggap kurang
kompetitif, terutama di pasar AS dan Eropa lantaran belum adanya free trade
agreement. Di tahun 2013, sumbangan terbesar dalam ekspor TPT Indonesia berasal
dari ekspor pakaian jadi yang mencapai 60,86%, diikuti oleh ekspor serat dan
benang sebesar 36,03% dan ekspor kain sebesar 3,10% dengan Amerika Serikat
sebagai negera tujuan ekspor TPT terbesar mencapai 32,29% dari total ekspor TPT
Indonesia ke dunia Negara Tujuan Expor : Amerika Serikat, Jepang, Turki, Korea
Selatan, Inggris, Uni Emirat Arab, RRT, Brasilia, Malaysia, Belgia, Italia,
Belanda, Spanyol, Kanada, Saudi Arabia, Thailand, Prancis, Vietnam, Taiwan.
2. Elektronik
Elektronik Produk berbasis industri manufaktur ini
mencatatkan perdagangan pada rentang waktu Januari-Agustus 2015 sebanyak USD
500,704,809 dengan negara tujuan ekspor utama yaitu Singapura. Beberapa
komoditi elektronik Indonesia yaitu penerima sinyal untuk televisi dan panel
elektronikà Di expor ke : Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Hongkong,
RRT, Jerman, Malaysia, Belanda, Korea Selatan, Filipina, Prancis, Thailand,
India, Australia, Uni Emirat Arab, Inggris, Taiwan, Vietnam, Belgia, Italia.
3. Karet dan Produk Karet
Karet merupakan bahan baku penting yang memainkan
peran utama dalam peradaban modern. Pada abad 19, para ilmuwan menemukan karet
yang merupakan polimer isoperna. Rusia dan Jerman membuat terobosan baru dengan
berusaha mensintetiskan karet. Namun, produk yang dihasilkan tidak dapat
bersaing dengan karet alam. Awal mula dari usaha untuk mensintesiskan karet
inilah yang menjadi cikal bakal produk sintesis di seluruh dunia. Pada tahun
2012,Thailand masih menjadi produsen karet alam terbsesar di dunia dengan
produksi 3,5 juta ton, disusul Indonesia dengan 3,04 juta ton, Malaysia 950
ribu ton, India 904 ribu ton dan Vietnam 863,6 ribu ton. Pasokan karet alam
dunia sebagian besar dipasok dari Asia Tenggara, yaitu dari Thailand,
Indonesia, Malaysia dan Vietnam. Rata-rata konsumsi karet alam dunia dari tahun
2008 sampai 2013 sebesar 2,41% tiap tahunnya. Menurut data International Rubber
Study Group (2012) konsumsi karet alam dunia terus mengalami peningkatan
disebabkan oleh semakin berkembangnya industri bahan baku karet alam khususnya
industri ban di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Jerman.
Peningkatan harga minyak bumi di pasar internasional juga mempengaruhi
permintaan karet alam karena karet sintesis yang bahan bakunya berasal dari
fraksi minyak bumi harganya ikut naik. Karet merupakan salah satu komoditas
unggulan Indonesia. Pada tahun 2013, sektor ini menyumbang 4,61% dari total
ekspor nonmigas Indonesia yang mencapai USD 149,9 Miliar.Negara Tujuan Expor :
Amerika Serikat, Jepang, RRT, Korea Selatan, Singapura, Brasilia, Jerman,
Kanada, Belanda, Turki, Prancis, India, Spanyol, Italia, Inggris, Belgia,
Taiwan, Rep. Afrika Selatan, Australia, Argentina.
4. Sawit
Kelapa sawit (Elais) termasuk golongan tumbuhan
palma. Sawit menjadi popular setelah Revolusi Industri pada akhir abad ke-19
yang menyebabkan permintaan minyak nabati untuk bahan pangan dan industri sabun
menjadi tinggi. Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesie Areacaceae atau
famili palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak
kelapa sawit. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya digunakan
sebagai bahan minyak goreng, sabun dan lilin. Ampasnya digunakan untuk makanan
ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya
digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Kelapa sawit di Indonesia
diperkenalkan pertama kali oleh Kebun Raya pada tahun 1884 dari Mauritius
(Afrika). Kelapa sawit di Indonesia baru diusahakan sebagai tanaman komersial
pada tahun 1912 dan ekspor minyak sawit pertama dilakukan pada tahun 1919.
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian pada tahun 2012, produksi kelapa
sawit Indonesia sebesar 17,54 juta ton pada tahun 2008 menjadi 23,52 juta ton
pada tahun 2012 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,7% per tahun pada
periode 2008-2012. Kelapa sawit yang diproduksi di Indonesia sebagian kecil
dikonsumsi di dalam negeri sebagai bahan mentah dalam pembuatan minyak goreng,
oleochemical, sabun, margarine, dan sebagian besar lainnya diekspor dalam
bentuk minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan minyak inti sawit
atau Palm Kernel Oil (PKO). Dari total kelapa sawit yang dihasilkan,
menurut Kementrian Keuangan (2011), ekspor CPO pada tahun 2010 sebesar 50%,
sementara Crude Palm Kernel Oil (CPKO) mencapai 85% dari total minyak
sawit yang dihasilkan oleh Indonesia. Selain Indonesia, negara lain yang
menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia antara lain Malaysia, Thailand,
Nigeria dan Colombia. Pada tahun 2011, Indonesia mampu menghasilkan 23.900 ribu
ton atau 40,27% dari total produksi minyak sawit dunia sebesar 50.894 ribu ton.
Negara Tujuan Expor :Hongkong, India, Vietnam, RRT, Jerman, Singapura, Korea
Utara, Italia, Malaysia, Thailand, Spanyol, Taiwan, Jepang, Kamboja, Sri Lanka,
Rep. Afrika Selatan, Prancis, Filipina, Amerika Serikat, Meksiko.
5. Produksi Hasil Hutan
Indonesia adalah eksportir kayu tropis terbesar di
dunia dengan nilai lebih dari 5 miliar USD per tahun. Industri kayu berkembang
dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir utamanya karena reformasi kebijakan
industri kehutanan dan kayu (seperti larangan eskpor log dan kayu yang
digergaji kasar). Indonesia adalah net exporter dari kayu dan produk
kayu dan pada tahun 2009 ekspor kayu bernilai 3,27 miliar USD sementara nilai
ekspor pulp dan kertas adalah 4,26 miliar USD. Pada tahun 2010, nilai ekspor
dari produksi hasil hutan mencapai 9,71 miliar USD. Kontribusi bidang kehutanan
untuk ekonomi nasional menunjukkan diperkirakan paling tidak 2,5% dari Produk
Domestik Bruto (GDP) tahunan Indonesia. Ekspor kunci dari industri ini
termasuk barang olahan seperti kayu lapis, bubur kayu (pulp) dan
kertas, proses pembentukan dan penyambungan kayu, mebel, kayu gergaji dan veneer.
Tiongkok adalah pasar besar untuk pulp dengan jumlah impor lebih dari
1 juta ton per tahun. Industri kertas dan pulp di Indonesia dimiliki
oleh konglomerat besar sedangkan kebanyakan industri mebel dimiliki oleh
pengusaha kecil dan menengah (small and medium-sized enterprises/SMEs).
Negara Tujuan Expor : India, RRT, Malaysia, Bangladesh, Belanda, Mesir,
Singapura, Italia, Spanyol, Ukraina, Iran, Rusia, Pakistan, Jerman, Tanzania,
Brasilia, Rep. Afrika Selatan, Vietnam, Myanmar, Kenya.
6. Alas Kaki
Alas kaki mencakup penutup luar untuk kaki untuk
perlindungan, mode dan olahraga. Indonesia memiliki sektor alas kaki penting
yang memproduksi dan mengekspor sepatu dan boot untuk beragam
keperluan. Sektor alas kaki meliputi beragam produk, umumnya diklasifikasikan
menurut bahan bakunya, sepeti kulit, tekstil, plastik, karet, dan gabus. Alas
kaki juga diklasifikasi menurut penggunaan akhirnya untuk olah raga, kasual,
formal, atau pelindung kaki. Contoh jenis alas kaki termasuk sepatu lari,
sepatu bot untuk memanjat gunung, hak tinggi stiletto, sandal, bakiak,
sandal jepit dan selop. Indonesia memproduksi banyak ragam alas kaki. Tingkat
produksi domestik diperkirakan mencapai lebih dari 135 juta pasang dengan
jumlah pekerja manufaktur alas kaki lebih dari 450 ribu orang. Nilai ekspornya
terus tumbuh dari USD 1.7 miliar pada 2009 menjadi USD 3.86 miliar pada
2013 lalu. Segmen utama ekspor yang adalah produk jadi juga menunjukkan
kemampuan produksi Indonesia. Termasuk dalam ekspor ini adalah jenis-jenis
seperti sepatu kasual, sepatu resmi, sepatu olahraga dan bahkan sepatu boot.
Adapun tujuan ekspor utamanya adalah Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang. à
Jepang, RRT, Amerika Selatan, Korea Selatan, Australia, Malaysia, Taiwan, Saudi
Arabia, Uni Emirat Arab, India, Jerman, Belanda Inggris, Vietnam, Singapura,
Belgia, Italia, Prancis, Bangladesh, Thailand.
7. Otomotif
Industri otomotif merupakan salah satu industri
yang prospektif, yhang pada gilirannya akan meningkatkan kontribusi pada nilai
ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan industri otomotif nasional
dirangsang oleh kebijakan pemerintah yang mengatur sektor ini, serta kemajuan
teknologi dan kondisi ekonomi yang berlaku. Industri otomotif Indonesia secara
keseluruhan telah mengekspor produk otomotif mulai dari motor, mobil dan
berbagai komponen ke berbagai negara. Tahun 2013, ekspor produk otomotif secara
keseluruhan nilainya tercatat mencapai USD 4.6 miliar. Angka produksi dan
penjualan kendaraan bermotor tentunya menjadi cerminan potensi pasar suku
cadang, aksesoris dan perlengkapan mobil dan motor. Industri otomotif di
Indonesia, disamping memproduksi mobil dan suku cadang kendaraan bermotor untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, juga dipasarkan ke pasar internasional,
baik untuk kebutuhan pasar suku cadang pengganti (replacement market/REM)
maupun OEM. Amerika Serikat merupakan negara pengimpor terbesar selama
periode 2009-2013 dengan total USD 240.47 miliar. Negara Tujuan : Amerika
Serikat, Belgia, Jerman, Inggris, Belanda, Italia, Jepang, Meksiko, Prancis,
Brasilia, RRT, Denmark, Panama, Korea Selatan, Singapura, Spanyol, Australia,
Rusia, Chili, Rep. Afrika Selatan.
8. Udang
Udang adalah produk yang diperoleh dari spesies
familia berikut: (a) Penaeidae (b) Pandalidae (c) Crangonidae (d) Palaemonidae.
Untuk ekspor, udang umumnya diproduksi melalui budidaya air atau akuakultur.
Selain itu, juga dikenal sebutan udang perairan dingin udang perairan hangat
yang merujuk pada daerah tangkapan udang laut (perairan daerah sub tropis dan
mendekati kutub sebagai perairan dingin dan daerah tropis sebagai perairan
hangat). Karena istilah shrimp dan prawn digunakan secara
luas di industri untuk satu spesies yang sama, hal ini dapat menimbulkan
kerancuan. Istilah prawn dan shrimp sering digunakan dalam
perdagangan ikan untuk membedakan udang yang besar (udang galah) dan kecil
(udang). Warna yang kadang digunakan sebagai panduan penamaan juga
membingungkan. Udang merah disebut udang galah dan udang coklat disebut udang.
Diantara produk perikanan Indonesia, kontribusi udang dalam pendapatan devisa
negara adalah yang terbesar. Adapun total ekspor udang Indonesia pada tahun
2011 diperkirakan mencapai 150,000 MT dengan nilai total USD 1.2 miliar.Negara
Tujuan Expor : Thailand, Jepang, Saudi Arabia, Filipina, Malaysia, Singapura,
Uni Emirat Arab, Rep.Afrika Selatan, Brasilia, Vietnam, RRT, Meksiko, Oman,
Kamerun, Taiwan, Inggris, Myanmar, Jerman, India, Kuwait.
9. Kakao
Biji cokelat atau biji kakao merupakan biji
Theobroma cacao berlemak yang telah dikeringkan dan difermentasi, yang
diekstrak untuk menghasilkan cokelat padat (cocoa solids) dan lemak
kakao (cocoa butter). Kedua hasil ekstrak tersebut merupakan
bahan-bahan dasar pembuatan cokelat, serta sejumlah produk makanan
lainnya.Kakao memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Indonesia memliki sejumlah Standar Nasional (SNI) terkait dengan Kakao,
beberapa diantaranya: Biji kakao(SNI 2323-2008 diamandemen oleh SNI
2323-2008/ Amd1:2010), kakao bubuk (SNI 3747-2009), lemak kakao (SNI 3748-2009)
dan kakao massa/padat (SNI 3749-2009). Diantara standar tersebut, standar kakao
bubuk merupakan suatu keharusan (SNI wajib) dan mencakup standar kualitas
spesifik, metode pengambilan sampel dan pengujian, kebersihan produk, pengemasan
dan pelabelan. Jumlah produksi kakao pada 2014 mencapai 700 ribu ton dengan
nilai ekspor sebesar USD 1.224,5 Miliar ,Negara Tujuan - Amerika Serikat,
Jepang, RRT, Inggris, Belgia, Hongkong, Vietnam, Singapura, Prancis, Kanada,
Australia, Malaysia, Taiwan, Rusia, Belanda, Italia, Jerman, Korea Selatan,
Denmark.
10. Kopi
Kopi merupakan sebuah komoditas tingkat dunia yang
dianggap penting. Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO),
tiga besar eksportir kopi dunia adalah Brazil, Vietnam dan Indonesia. Sedangkan
untuk pengimpor terbesar adalah Amerika Serikat, Jerman dan Jepang. Jika
dilihat berdasarkan kawasan, maka Eropa adalah pengimpor terbesar kopi dunia.
Sayangnya, hampir keseluruhan kopi yang diekspor dari Vietnam dan Indonesia
adalah kopi Robusta yang lebih rendah kualitasnya, sehingga kurang diminati
negara-negara pengimpor kopi terbesar di dunia itu. Ini berbeda dari kopi dari
Brazil yang memang terkenal dengan kualitas yang tinggi. Tak heran, menurut
data ICO April 2013, jika ekspor kopi Indonesia dan Vietnam digabung
(yakni 12.730.000 karung + 22.000.000 karung) belum bisa menyaingi ekspor
Brazil yang mencapai 50.826.000 karung.Negara Tujuan Expor : Malaysia, Amerika
Serikat, Singapura, Korea Utara, Spanyol, Jerman, Prancis, Belanda, Inggris,
Australia, Filipina, India, Kanada, Thailand, Jepang, Brasilia, Uni Emirat
Arab, Estonia, Rusia, Selandia Baru.